MERAWAT ORANG SAKIT Pengertian sehat dan sakit Dalam kehidupan kita sehari-hari kita mengalami saat-saat sehat dan kadang-kadang menderita sakit. Tidak ada seorang pun yang sehat terus menerus atau sakit terus menerus. Sehat dan sakit menimpa semua makhluk yang hidup silih berganti. Jika kita sedang sehat, kita dapat melakukan segala kegiatan dan aktivitas sehari-hari dengan ringan, enak dan nyaman. Saat kita sedang sehat berarti organ-organ dalam tubuh kita sedang berfungsi dengan baik. Sebaliknya jika badan kita sedang sakit, kita merasa berat untuk melakukan kegiatan apapun. Kita memerlukan pertolongan orang lain untuk membantu segala aktivitas dan kegiatan kita, termasuk memberikan makanan, minuman, obat dan sebagainya. Jadi saat kita sedang Sakit berarti organ-organ dalam tubuh kita tidak bekerja dengan semestinya, terganggu dan tidak menurut. Cara merawat orang sakit. Bila kita atau teman kita sedang menderita sakit, kita harus dapat membantu meringankan penderitaan yang dialaminya dengan cara Menjenguk dan menghiburnya Langkah pertama jika kita mendengar berita bahwa teman kita sakit adalah datang menjenguknya di rumah atau di rumah sakit di mana dia dirawat. Menjenguk dan memberikan motivasi bahwa ia pasti sembuh dari penyakitna merupakan dorongan yang kuat bagi proses penyembuhanya. Orang yang sedang sakit memerlukan nasehat dan motivasi untuk proses penyembuhanya. Membacakan paritta suci untuk kesembuhan dan pelimpahan jasa kebaikan kepada yang sedang sakit agar mereka lekas sembuh. Membantu mengobati atau menolongnya Jika kita tidak mempunyai kesibukan yang berarti, kita dapat menunggui teman kita yang sakit itu dan membantu menyuapinya makan dan minum obat yang diberikan dokter. Memberi obat yang sesuai dengan penyakitnya, misal luka ringan diberikan obat merah, anti memar, demam dikompres, memberi obat penurun panas, dll.
BacaJuga: 7 Doa Agama Hindu Supaya Mendapatkan Kedamaian Hidup. 1. Doa Hindu memohon kesembuhan. Ilustrasi. ANTARA FOTO/Fauzan. Doa memohon kesembuhan yang pertama yakni menggunakan Mantra Gayatri. Ini mantra yang paling penting dan dianggap paling pokok, bahkan menjadi ibu dari segala mantra. Doa ini merupakan doa yang universal yang
MUTIARAHINDU - Secara literal “Mantra” artinya “itu yang melindungi ketika direnungkan” Mantra Samhita, 2013 6. Chawdhi 2003 97 menjelaskan mantra adalah sebuah pola gabungan kata-kata bahasa Veda yang diindentikkan dengan dewa atau dewi tertentu. Mantra adalah sejumlah huruf, kata yang dijadikan satu. Image; Gedephoto Di dalam buku Rahasia Yantra, Mantra dan Tantra Dr. L. R. Chawdhri, 2003 97 dijelaskan bahwa Mantra digunakan dalam sadhana Tantra atau berbagai ritual, diucapkan atau diulang-ulang dalam berbagai kombinasi dan konteks, yang kemudian membuat pola vibrasi tertentu. Seseorang juga dapat mencapai kesehatan yang baik, nasib baik dan kemenangan atas musuh dengan mengucapkan mantra tertentu. Di dalam ajaran agama Hindu, mantra memiliki banyak fungsi salah satunya yakni mantra berfungsi sebagai sadhana untuk memohon perlindungan agar selalu berada dalam keadaan selamat Mantra Samhita, 2013 13. Ada banyak mantra yang bisa memberikan manfaat bagi kehidupan dalam ajaran agama Hindu jika dilafalkan dengan benar salah satunya yakni sebagai berikut Mantra Mengunjungi Orang Sakit Dalam Agama Hindu "Om Sarva Vighna, Sarva Klesa, Sarva Lara Roga Vinasa Ya Namah Svaha". Artinya Om Sanghyang Widhi Wasa, Semoga Segala Halangan, Segala Penyakit, Segala Penderitaan Dan Gangguan Binasa Oleh-Mu Dana Dan Suratnaya, 2013 45-46. Mantra di atas diucapkan ketika sedang mengunjungi orang sakit, dengan harapan agar segala penyakit atau penderitaan yang dialami oleh orang sakit tersebut segera hilang. Mantra ini sebaiknya diucapkan secara benar dengan ketulusan agar apa yang kita inginkan terwujud. Dalam ajaran agama Hindu Mantra diucapkan saat sembahyang sebagai salah satu metode berhubungan berkomunikasi dengan Tuhan. Mantra umumnya berbentuk harapan, permohonan, pemakluman, pemujaan penyembahan dan mengakui kesalahan agar diberi pengampunan. Selain itu, mantra yang sering juga digunakan saat sembahyang berisi penguatan diri dari kesusahan atau kesulitan yang dihadapi manusia di bumi ini. Sangat penting diketahui bahwa di dalam mengucapkan mantra seseorang harus berserah diri sepenuhnya kepada Sang Hyang Widhi Wasa, karena sesungguhnya Dia yang menciptakan segala yang ada, baik alam yang nyata Sakala maupun alam yang tidak nyata Niskala. Mantra dalam agama Hindu termuat di dalam weda ada yang berbentuk lagu-lagu pujian sama Weda Samgita, ada juga mantra yang memuat ajaran yang bersifat magis Atharwa Weda Samhita, Yayur Weda Samhita merupakan kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran umum mengenai pokok-pokok yadnya yajus, pluralnya yajumsi, dan ada juga memuat tentang mantra untuk sembahyang atau berisi kumpulan mantra-mantra yang bentuk pujaan Rg Weda Samhita. Mantra yang diucapkan secara benar akan memberi manfaat tersendiri terhadap orang yang melantunkan, tetapi bila mana tidak dilakukan dengan benar maka tidak ada gunanya seperti dijelaskan dalam Nirukta yang berbunyi demikian "Seorang yang mengucapkan mantra dan tidak memahami makna yang terkandung dalam mantra itu, tidak pernah memperoleh penerangan kurang berhasil seperti halnya sepotong kayu bakar, walaupun disiram dengan minyak tanah, tidak akan terbakar bila tidak disulut dengan korek api. Demikian pula halnya orang yang hanya mengucapkan mantra tidak pernah memperoleh cahaya pengetahuan yang sejati". Pengucapan mantra di dalam ajaran agama Hindu dibagi menjadi tiga bagian diantaranya yakni 1 Vaikari yaitu pengucapan mantra didengar oleh orang lain, 2 Upamsu yaitu pengucapan mantra secara berbisik-bisik atau tidak di dengar tetapi bibir bergerak, dan Manasika yaitu pengucapan mantra di dalam hati, mulut tidak bergerak. Dari ketiga jenis pengucapan mantra di atas yang paling baik yakni pengucapan mantra di dalam hati, tetapi bagi anak-anak atau orang tua yang mengajarkan anaknya bisa menggunakan vaikari atau upamsu. Karena pada intinya tujuan dari sembahyang atau pengucapan mantra dalam agama Hindu yakni ketulusan dan penyerahan sepenuhnya kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa. Referensi Chawdhri, Dr. L. R. 2003. Rahasia Yantra, Mantra dan Tantra. Surabaya Paramita. Dana, I Nengah dan Suratnaya, Dewa K. 2013. Mantra Samhita, Himpunan Doa Hindu. Jakarta Media Hindu Nyoman Jelantik Oka, Ida Pedanda Gde. 2009. Sanatana Hindu Dharma. Denpasar Widya Dharma. Titib, I Made. 1996. Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya Paramita.Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia » Topik Buddhisme » Studi Sutta/Sutra » Mantra pengusir setan / hantu + kesurupan Topic Mantra pengusir setan / hantu + kesurupan Read 116894 times 0 Members and 1 Guest are viewing this topic. Hmmm ada yg tau gak mantra setan atau buat yg kesurupan Ada gak link audio nya spt MP3 dll Plz sharing Logged bukan ngusir seh.. lebih tepatnya sebenarnya makhluk di bawah alam manusia itu adalah makhluk yang menderita yang harus ditolong.. parita yang bisa dibacakan.. karaniya metta sutta.. Sang Buddha sedang berdiam di Savatthi bersama dengan murid-muridnya, Sang Buddha memerintahkan kelima ratus orang muridnya untuk berlatih diri, bermeditasi di hutan untuk mencapai tingkat kesucian. Kelima ratus orang bhikkhu itu lalu pergi menuju ke suatu desa yang cukup besar. Penduduk desa yang ketika mengetahui murid-murid Sang Buddha mendatangi desa mereka, segera menyambutnya dengan menyiapkan tempat untuk beristirahat, dan mempersembahkan bubur dan makanan lainnya. Mereka lalu bertanya"Kemanakah Bhante akan pergi?".Para bhikkhu itu menjawab"Kami akan pergi ke suatu tempat yang nyaman".Penduduk desa itu menyarankan"Bhante, tinggallah di hutan di dekat desa kami ini selama tiga bulan, sehingga kami dapat mempelajari Dhamma dibawah bimbinganmu".Para bhikkhu menyetujuinya, dan para penduduk berkata lagi"Bhante, di dekat desa kami ada hutan kecil, Bhante dapat tinggal di sana".Kelima ratus orang bhikkhu itu lalu pergi menuju hutan yang ditunjukkan penduduk dalam hutan itu banyak terdapat makhluk halus penghuni hutan, mereka mengetahui kedatangan para bhikkhu,"Sekumpulan bhikkhu akan datang ke hutan ini, apabila para bhikkhu itu tinggal di sini, pasti tidak enak lagi kita berdiam di sini bersama anak dan istri".Mereka turun dari pohon dan duduk di bawah, mereka berpikir lagi"Kalau bhikkhu-bhikkhu itu tinggal di sini hanya satu malam, besok mereka pasti pergi dari hutan ini".Mereka lalu duduk diam di bawah pohon. Tetapi keesokkan harinya setelah para bhikkhu berpindapata ke desa di dekat hutan itu dan makan hasil pindapatanya, ternyata mereka kembali ke hutan itu. Para makhluk halus penghuni hutan itu berpikir"Besok, kalau ada yang mengundang mereka, mereka pasti pergi dari sini. Kalau hari ini mereka tidak jadi pergi, besok mereka pasti pergi". Setelah berpikir demikian, mereka duduk kembali di bawah pohon sepanjang halus penghuni hutan ragu-ragu, apakah para bhikkhu itu akan segera pergi dari tempat tinggal mereka, lalu berpikir kembali"Apabila para bhikkhu ini tinggal di sini selama tiga bulan, pasti tidak enak lagi tinggal di sini, lagipula kita sudah lelah sekali duduk di bawah. Bagaimana yah, caranya supaya para bhikkhu ini pergi dari sini?".Karena merasa terganggu akhirnya makhluk halus penghuni hutan itu mengganggu para bhikkhu supaya mereka pergi dari tempat tinggal mereka. Siang dan malam hari para bhikkhu itu diganggu, ada yang melihat kepala-kepala beterbangan, ada pula yang melihat badan tanpa ada kepalanya berjalan-jalan, lalu terdengar suara-suara yang waktu yang bersamaan, para bhikkhu itu banyak yang menderita bermacam-macam penyakit, ada yang sakit batuk, pilek atau sakit-sakit lainnya. Mereka lalu saling bertanya"Saudaraku, kamu sakit apa?"."Saya sakit pilek"."Saya batuk-batuk"."Saudaraku, hari ini saya melihat banyak kepala beterbangan"."Saudaraku, di malam hari saya melihat badan tanpa kepala berjalan-jalan"."Saya mendengar suara-suara yang menyeramkan"."Saudaraku, kita harus meninggalkan tempat ini, tempat ini tidak cocok untuk kita. Mari kita menemui Guru kita, Sang Buddha".Mereka meninggalkan hutan itu dan menemui Sang Buddha, setelah memberikan hormatnya dengan bernamaskara, mereka lalu duduk dan menceritakan mengapa mereka kembali, Sang Buddha lalu berkata"Bhikkhu, mengapa kalian tidak dapat tinggal di hutan itu?".Para bhikkhu menjawab"Yang Mulia, kami tidak dapat lagi tinggal di sana, tempat itu amat menyeramkan, banyak hal menakutkan yang kami lihat dan alami. Tempat itu tidak nyaman untuk kami, jadi kami memutuskan untuk pergi dari sana dan kembali menemui Yang Mulia"."Bhikkhu, kamu harus kembali ke tempat itu"."Maaf Yang Mulia, kami tidak mau kembali ke sana"."Bhikkhu, ketika kamu pergi ke hutan itu untuk pertama kalinya, kamu tidak membawa "senjata". Dan sekarang kamu harus membawa "senjata" bila kamu kembali ke sana"."Senjata apakah itu Yang Mulia?"Sang Buddha lalu menjawab,"Aku akan memberikan senjata yang dapat kamu bawa kemana pun kamu pergi".Sang Buddha mengucapkan syair Karaniya Metta SuttaKARANIYAMATTHAKUSALENAYAN TAM SANTAM PADAM ABHISAMECCASAKKO UJU CA SUHUJU CASUVACO CASSA MUDU ANATIMANISANTUSSAKO CA SUBHARO CAAPPAKICCO CA SALLAHUKAVUTTISANTINDRIYO CA NIPAKO CAAPPAGABBHO KULESU ANANUGIDDHONA CA KHUDDAM SAMACARE KINCIYENA VINNU PARE UPAVADEYYUMSUKHINO VA KHEMINO HONTUSABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTAYE KECI PANABHUTATTHITASA VA THAVARA VA ANAVASESADIGHA VA YE MAHANTA VAMAJJHIMA RASSAKA ANUKATHULADITTHA VA YE VA ADDITTHAYE CA DURE VASANTI AVIDUREBHUTA VA SAMBHAVESI VASABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTANA PARO PARAM NIKUBBETHANATIMANNETHA KATTHACI NAM KANCIBYAROSANA PATIGHASANNANANNAMANNASSA DUKKHAMICCHEYYAMATA YATHA NIYAM PUTTAMAYUSA EKAPUTTAMANURAKKHEEVAMPI SABBABHUTESUMANASAMBHAVAYE APARIMANAMMETTANCA SABBALOKASMIMMANASAMBHAVAYE APARIMANAMUDDHAM ADHO CA TIRIYANCAASAMBADHAM AVERAM ASAPATTAMTITTHANCARAM NISINNO VASAYANO VA YAVATASSA VIGATAMIDDHOETAM SATIM ADHITTHEYYABRAHMAMETAM VIHARAM IDHAMAHUDITTHINCA ANUPAGAMMASILAVA DASSANENA SAMPANNOKAMESU VINEYYA GEDHAMNA HI JATU GABBHASEYYAM PUNARETI?TIInilah yang harus dikerjakanoleh mereka yang tangkas dalam mencapai ketenangan,Ia harus mampu, jujur, sungguh jujur,Rendah hati, lemah lembut, tiada puas, mudah disokong/dilayaniTiada sibuk, sederhana hidupnyaTenang inderanya, berhati-hatiTahu malu, tak melekat pada berbuat kesalahan walaupun kecilyang dapat dicela oleh Para BijaksanaHendaklah ia berpikir Semoga semua makhluk berbahagia dan tentram,Semoga semua makhluk hidup apa pun jugaYang lemah dan kuat tanpa kecualiYang panjang atau besarYang sedang, pendek, kecil atau tampak atau tidak tampakYang jauh atau pun dekatYang terlahir atau yang akan lahirSemoga semua makhluk menipu orang lainAtau menghina siapa karena marah dan benciMengharapkan orang lain seorang ibu yang mempertaruhkan jiwanyaMelindungi anaknya yang tunggal,Demikianlah terhadap semua makhlukDipancarkannya pikiran kasih sayangnya tanpa sayangnya ke segenap alam semestaDipancarkannya pikirannya itu tanpa batasKe atas, ke bawah dan kesekelilingTanpa rintangan, tanpa benci dan berdiri, berjalan atau dudukAtau berbaring, selagi tiada lelapIa tekun mengembangkan kesadaran iniYang dikatakan Berdiam dalam BrahmaTidak berpegang pada pandangan salah tentang atta/akuDengan sila dan penglihatan yang sempurnaHingga bersih dari nafsu inderaIa tak akan lahir dalam rahim mana pun Sang Buddha mengucapkan syair Karaniya Metta Sutta, Sang Buddha berkata"Bhikkhu, bacakanlah Karaniya Metta Sutta ini, ketika kamu hendak masuk ke dalam hutan, dan ketika hendak memasuki tempat meditasi".Setelah berkata demikian, Sang Buddha melepaskan para bhikkhu kembali ke bhikkhu menghormat Sang Buddha dan kembali ke hutan dengan membawa "senjata" yang telah Sang Buddha ajarkan. Dengan membacakan Karaniya Metta Sutta bersama-sama, mereka masuk ke dalam halus penghuni hutan mendengar Karaniya Metta Sutta, yang menggambarkan cinta kasih dan belas kasihan kepada semua makhluk. Sesudahnya mereka amat senang dan merasa bersahabat dengan para bhikkhu. Kemudian mereka mendatangi para bhikkhu dan minta ijin agar diperbolehkan membawakan mangkok-mangkok dan jubah-jubah. Mereka membersihkan tangan dan kaki para bhikkhu, lalu menempatkan penjagaan yang kuat di sekelilingnya. Mereka duduk bersama-sama para bhikkhu, berjaga-jaga. Suara-suara dan bayangan-bayangan menakutkan tidak ada lagi, para bhikkhu menjadi tenang dan segera duduk bermeditasi, melatih diri pada siang dan malam hari, untuk mendapatkan Pandangan Terang. Dengan pikiran yang terpusat dan terkendali mereka merenungkan kematian, tentang tubuh yang mudah rusak dan membusuk, lalu mereka menarik kesimpulan,"Tubuh ini rapuh bagaikan tempayan".Mereka lalu mengembangkan Pandangan Buddha yang sedang bermeditasi mengetahui bahwa murid-muridnya mulai mengembangkan Pandangan Terang, lalu ia berbicara kepada mereka"Demikianlah bhikkhu. Tubuh ini rapuh bagaikan tempayan".Sambil berkata demikian, Sang Buddha mengirimkan bayangan dirinya yang dapat terlihat dengan jelas oleh Sang Buddha berada amat jauh, tetapi para bhikkhu dapat melihat Sang Buddha dalam bentuk yang nyata, dengan memancarkan sinar yang amat terang, Sang Buddha mengucapkan syair"Dengan menyadari bahwa tubuh ini rapuh bagaikan tempayan, maka hendaknya seseorang memperkokoh pikirannya bagaikan benteng kota dan menyerang mara dengan senjata kabijaksanaan"NB Credit goes to Mr Jhonz yang post di forum sebelah.. Last Edit 30 June 2009, 084548 PM by Forte » Logged Everything can be taken from a man but one thing the last of the human freedom—-to choose one’s attitude in any given set of circumstances, to choose one’s own way. - Viktor Frankl Ada koq yang ekstrim. Cuma lupa namanya, memanggil raja para dewa untuk mengusir. Langkah terakhir kalau udah gak bisa dikasih cinta kasih. Om Indra help me here. Logged HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRPFake friends are like shadows never around on your darkest days Logged buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni" kok ga pernah dengar?itu teknik tridarma yak?Itu beneran ada di Theravada koq. Logged HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRPFake friends are like shadows never around on your darkest days pake Ratana sutta saja tidak cuma ngusir tapi juga mengundang mahluk baik yang dapat membantu kesulitan kita [ artinya kita mempersilahkan mahluk lain yang baik untuk dapat berbuat kamma baik juga] Last Edit 06 July 2009, 111317 PM by daimond » Logged Ada koq yang ekstrim. Cuma lupa namanya, memanggil raja para dewa untuk mengusir. Langkah terakhir kalau udah gak bisa dikasih cinta kasih. Om Indra help me 32, Atanatiya Sutta, silahkan baca DN terbitan DC Press Logged pangil raja neraka, biar hantunya pada takut wkkkkkkk Logged korban keganasan tul, kata forte karaniya metta sutta.. dan betul kata ko indra.. itu atanatiya paritta, ato bisa juga ratana sutta. Logged Yang terpenting adalah kondisi pikiran kita saat membaca paritta. Oleh karena itu hanya orang-orang tertentu saja yang berhasil. Jadi jika tidak berhasil jangan salahkan parittanya. Dalam kasus "kesurupan" ada baiknya meningkatkan kesadaran orang yang menjadi korban. Logged GKBU suvatthi hotu- finire - aku kurang setuju dengan pemakaian atanatiya ini langkah paling paling terakhir dah. aku rasa paritta lain yang lebih ramah dan bijaksana lebih dulu lebih baik. Logged nah klo mahluk halus itu bukan seorang buddhist ato tidak memahami bahasa pali, apakah masih sebegitu hebatnya paritta yg dibaca ? ada 2 kejadian menarik1. ketika sedang berkemping pramuka wktu jaman gw masih sekolah doelu... sekolah ka****k, tiba2 ada adik kelas yg dipengaruhi mahluk halus bahasa keren nya kerasukan pd datang ahli2 doa sok jd pendeta sakti komat kamit sambil teriak "dalam nama canda nama aa'tono enyah lah kuasa setan" eh masih aja tuh meronta-ronta mahluk halus nya geli aja kali dengarnya...2. ketika ada yg dipengaruhi mahluk halus bahasa keren nya kerasukan ada seorang ahli paritta membaca karaniyametta sutta, eh malah ga mempan, tetap aja mahluk halus nya meronta-ronta, tp yg saktinya ketika di baca karaniyametta sutta mahluk halus nya diem/lebih tenang...jd solusi yg tepat, lebih baik ajak ngobrol, kalo dia meronta ronta, buat tenang dl, trus ajak ngobrol lg, bernegosiasi la dgn baik, kan lumayan bs latihan ngobrol/bernegosiasi, klo bs latihan negosiasi bisnis lebih bagus... wkwkwk... nah ketika dah tenang, dah tersampaikan apa yg ingin dia sampaikan ato udah selesai urusan dia, baru kita minta dia pergi... bukan ngusir secara kasar toh ? nah... klo dah gtu pasti pergi deh, trus baca-in karaniyametta sutta... tenang dah semua... cm memang proses gini membutuhkan waktu lebih lama, tp tanpa kekerasan n tidak menyinggung mahluk halus itu juga kita dan mereka tidak ada beda nya, sama2 mahluk n punya perasaangmn tertarik mencoba ? selamat mencoba deh... Logged nah klo mahluk halus itu bukan seorang buddhist ato tidak memahami bahasa pali, apakah masih sebegitu hebatnya paritta yg dibaca ? ada 2 kejadian menarik1. ketika sedang berkemping pramuka wktu jaman gw masih sekolah doelu... sekolah ka****k, tiba2 ada adik kelas yg dipengaruhi mahluk halus bahasa keren nya kerasukan pd datang ahli2 doa sok jd pendeta sakti komat kamit sambil teriak "dalam nama canda nama aa'tono enyah lah kuasa setan" eh masih aja tuh meronta-ronta mahluk halus nya geli aja kali dengarnya...2. ketika ada yg dipengaruhi mahluk halus bahasa keren nya kerasukan ada seorang ahli paritta membaca karaniyametta sutta, eh malah ga mempan, tetap aja mahluk halus nya meronta-ronta, tp yg saktinya ketika di baca karaniyametta sutta mahluk halus nya diem/lebih tenang...jd solusi yg tepat, lebih baik ajak ngobrol, kalo dia meronta ronta, buat tenang dl, trus ajak ngobrol lg, bernegosiasi la dgn baik, kan lumayan bs latihan ngobrol/bernegosiasi, klo bs latihan negosiasi bisnis lebih bagus... wkwkwk... nah ketika dah tenang, dah tersampaikan apa yg ingin dia sampaikan ato udah selesai urusan dia, baru kita minta dia pergi... bukan ngusir secara kasar toh ? nah... klo dah gtu pasti pergi deh, trus baca-in karaniyametta sutta... tenang dah semua... cm memang proses gini membutuhkan waktu lebih lama, tp tanpa kekerasan n tidak menyinggung mahluk halus itu juga kita dan mereka tidak ada beda nya, sama2 mahluk n punya perasaangmn tertarik mencoba ? selamat mencoba deh...Setuju sama a'a ,cara negosiasi atau bertanya pada makhluk adalah jalan yg paling pertama, tidak asal sikat bleh... Bahkan mereka lebih menepati janji dibandingkan manusia yg sering mencla-mencle. Nah kalo makhluknya ngeyel masih berniat jahat baru dah pake senjata pamungkas yaitu senjata rahasia Dragon ball . Kamehameha...... Logged Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada Namo dasarnya semua mantra adalah sama, dapat mengatasi ganguan mahluk halus, dan membawa kedamaian, mukzizat, pencerahan, ketentraman, karunia, kepada si saya teringat kepada 1 mantra pada buku yang pernah Saya baca. Mantra ini bernama mantra Ta Pai San Kai Fu anda baca mantra ini dengan penuh keyakinan, saya salin ulang satu bagian Bab dari buku tersebut Keng Ta Pai San Kai Fu Mu Sin†adalah yang khusus dibaca aliran Mi Cung dalam agama Buddha. Keng ini sangat sederhana, upacaranyapun sederhana namun hasilnya luar biasa, mempunyai kesaktian yang tak dapat diduga. Orang yang membaca Keng ini dapat memukul mundur semua setan dan musuh, melumatkan semua mantra jahat, menghindari semua malapetaka, menaklukan semua hantu dan setan, menghilangkan segala penyakit aneh hingga tercapailah ketentraman hati, semua permohonan baik rejeki, usia, perjodohan, keturunan, kecerdasan, usaha, kesembuhan, merubah permusuhan menjadi persahabatan, perkara pengadilan menjadi perdamaian, terhindar dari kecelakaan jalanan yang tiba2, akan terkabul dan berhasil. Orang yang membaca Keng ini akan sering disenangi dan dilindungi Malaikat, akan menerima karunia besar dan selamat, besar dan caranya sebagai berikutLetakkan di atas altar â€Patung Ta Pai San Kai Fu Mu†dan “Keng Lun “ untuk pemujaan boleh hanya memuja patung/gambarnya atau Keng Lun saja. Sebaiknya Keng Lun ditulis dengan huruf putih di atas kaca bulat yang bertepi kuning, lalu pengilon ini dipuja. Dengan air putih yang sudah masak, bunga segar, membaca tangan, membakar dupa, menjura2. Bacalah “Dengan sujud mempersilahkan “Ta Pai San Kai Fu Mu†sebanyak 3 kali3. Bacalah sekali “semua Ju Lai yang Maha Luhur yang berubah menjadi Thien Mu Pai San Kai Nan Maha wibawa dan maha muliaâ€. Lalu Bacalah “Hung Cing Kang Ting Si Ta We Shen Mu, Ji Jien Sou Shen Mu, Jien Mien Shen Mu, Pai Jien Wan Yen Shen Mu, Pu Erl Ce Yan, Ji Cung Siang Cing Kang Gwan Kwang Ta Shen Mu, Cu Cai San Cie Cung Wei, mohon perkenankanlah hamba sebut namamu dan tempat tinggalmu dan semua umat mahluk yang tak berwujud, hantu yang berwujud dan segala malapetaka, terhempas bersih. Dengan mendapatkan perlindungan Hyang Buddha dan Po Sat Bodhisattva, semua permohonan akan terkabulkan mendapatkan rejeki, keamanan, ketentraman serta Cukup baca sekali Bacalah sebanyak 108 kali mantra di bawah ini “Ooom Sa Erl Wa, Ta Tha Cia Ta, Unika Setatapace, Hung Phe, Hung Mama, Hung Hi, So Haâ€.6. Bacalah “semoga semua kebaktian yang telah dibaca, secepatnya berkenan Pai San Kai Mu membawa umatnya terhindar dari segala malapetakaâ€. Bersujud 3 jika tidak berada di rumah, atau berada di perjalanan, atau ketika bekerja, juga boleh membaca mantra ini, asalkan ketika membaca dalam hati membayangkan wajah Fu Mud an membaca “Dengan sujud mempersilahkan Ta Pai San Kai Fu Mu sebanyak 3 kali, kemudian baru membaca mantra-NYA dalam hati tanpa mantra ini harus penuh dengan ketekunan dan kepercayaan. Manjur atau tidaknya suatu mantra bergantung pada tingkat “ketulusan†dan “ kepercayaan†si pembaca pada saat membaca mantra tersebut. Tiap hari membacanya, lambat laun dengan sendirinya akan timbul suatu kekuatan yang tiada pernah mengajarkan mantra ini kepada banyak orang. Ada yang sakit lama tidak juga sembuh, setelah membaca mantra ini 2 bulan, diobati oleh seorang dokter lantas menjadi sebuah keluarga dimana semua anggota keluarganya bergiliran berjatuhan sakit, setengah tahun tidak henti-hentinya, setelah diperiksa baru diketahui bahwa di rumahnya ada mahluk halus yang mengganggu. Setelah membaca mantra selama ½ bulan, sekeluarganya tidak sakit lagi. Ada orang yang pekerjaannya tidak lancer, rekan kerja tidak rukun, setelah membaca mantra 7 hari, berubah menjdi baik. Ada orang yang mendapat permusuhan dari orang lain, takut dibalas dendam, semangatnya menjadi turun, keluarganya mewakili membaca mantra, setiap hari minum air mantra dan memercikkan air mantra kea rah musuh, akhirnya tidak ada Mi Cung dalam agama Buddha mempunyai “kebaktian Ta Pai San Kai Fu Mu melindungi Negara, memusnahkan bencanaâ€. Mengumpulkan banyak orang mendirikan panggung mengadakan kebaktian 7 hari, 21 hari, 49 hari, ini bias membuat sebuah daerah tidak akan mengalami berbagai bencana seperti bencana angina, bencana banjir, wabah penyakit, gempa, peperangan, dll menjadikan Negara dan rakyatnya aman tentram. Ta Pai San Kai Fu Mu mempunyai kekuatan dan kewelasasihan yang tidak dapat Lama besar di Tibet Cing Kang Sang Se No Nha Pu Gung Hay mengatakan “dengan memperdalam ajaran Ta Pai San Kai Fu Mu akan mendapatkan kewibawaan dan kesaktian yang tak terhingga. Bila bertemu dengan musuh besar akanmenyebabkan ini terkejut dan mundur, segala Jin, pendeta-pendeta jahat, dukun pasti akan takluk dan menyirnakan segala mantra-mantra dari dukun-dukun jahat, bagi yang melakukannya walaupun tidak sangat panjang usianya, namun ia tak akan berumur pendek dan mati muda serta terhindar dari mara bahaya, juga dapat menghindari segala bencana banjir, kebakaran, agin topan, amukan senjata tajam, kelaparan, penjara, dll, pula dapat terhindar dari kesurupan/kesetanan, gila, minum racun, serta penyakit sering lupa. Ya katakanlah 1084 macam bencana atau mimpi buruk pada siang maupun malam hari, mendengar suara atau melihat momok, permohonan pasti terkabul. Bagi yang mendalami atau membaca Keng ini, akan sering mendapatkan kasih dan perlindungan para Dewa serta mendapat karunia-NYA. Bila menuliskan lalu membaca Keng ini atau memujanya, pahalanya adalah pokoknya mendalami ajaran Ta Pai San Kai Fu Mu dan menempelkan Hu Ta Pai San Kai Fu Mu di atas pintu atau dalam rumah, akan mendapatkan wibawa dan kesaktian yang tak Buddhaya, semoga Bermanfaat. Last Edit 09 July 2009, 113101 AM by mingkhung » Logged ^ [at] mingkhung pernah di praktekan cara di atas ? ntar klo ketemu/melihat ada orang lain dipengaruhi mahluk halus kerasukan coba deh, praktekan yg di atas secara nyata/real... liat aja epek nya... camana...gw baca literatur buddhism theravada, waktu bertemu mahluk halus, buddha aja ga kayak orang2 saat ini, cari dukun, baca mantra ini itu, komat kamit, keluarkan berbagai "hu"/penangkal saitan, yg ada hanya tenang, kadang di ajak ngobrol... ada yg mengatakan coba baca karaniyametta sutta, itu kl kita bc artinya aja, itu seperti memberikan penjelasan/pemahaman kepada mahluk lain... bukan bertujuan kasar/mengusir mahluk halus, boro2 baca karaniyametta sutta, tp niat-an nya malah mau ngusir, berpikir bahwa karaniya adalah mantra sakti pengusir setan wkwkwk... bertentangan dng arti dr karaniyametta Logged Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia » Topik Buddhisme » Studi Sutta/Sutra » Mantra pengusir setan / hantu + kesurupan
. 381 360 162 473 308 346 23 474